Berita :
SEOUL—Berdasarkan laporan dari biro jodoh lokal Duo, rata-rata usia pernikahan pria yang bertemu dengan calon istrinya lewat perusahaan perjodohan dan akhirnya menikah untuk pertama kalinya meningkat dari usia 33,4 tahun pada 10 tahun sebelumnya menjadi 35,8 tahun pada periode Juni 2014-May 2016. Usia pernikahan wanita juga meningkat sebesar 2,4 tahun menjadi 32,7 tahun.
SEOUL—Berdasarkan laporan dari biro jodoh lokal Duo, rata-rata usia pernikahan pria yang bertemu dengan calon istrinya lewat perusahaan perjodohan dan akhirnya menikah untuk pertama kalinya meningkat dari usia 33,4 tahun pada 10 tahun sebelumnya menjadi 35,8 tahun pada periode Juni 2014-May 2016. Usia pernikahan wanita juga meningkat sebesar 2,4 tahun menjadi 32,7 tahun.
Temuan ini senada dengan laporan badan milik pemerintah Statistics Korea, yang lebih awal melaporkan bahwa usia seluruh pria Korea Selatan pada pernikahan pertamanya mencapai rekor yang tinggi, yakni 32.6 tahun dan 30 tahun untuk wanita Korea Selatan di 2016.
Perwakilan resmi dari Duo mengatakan bahwa peningkatan usia pernikahan ini bisa jadi disebabkan oleh meningkatnya harga-harga kebutuhan hidup yang mengharuskan para pemuda untuk bekerja lebih lama demi dapat mengumpulkan uang yang cukup untuk memulai kehidupan pernikahannya. Selain itu, tingginya angka pengangguran di Korea Selatan disinyalir merupakan salah satu penyebab. Tingkat pengangguran di kalangan pemuda saat ini berkisar 10% (9.7% pada bulan Mei 2016), angka yang tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pengangguran di kalangan usia pekerja lainnya yang hanya mencapai 3.7%. (baca : english.yonhapnews.co.kr )
Komentar :
Kehidupan yang serba cepat dan persaingan hidup yang tinggi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Korea. Sehingga mengakibatkan standar hidup yang tinggi, diiringi tingkat kepuasan yang tak ada habisnya untuk mencapai kemampanan. Hal ini menyebabkan tingginya usia pernikahan. Standar hidup mapan yang tinggi dan tingkat pengangguran muda (usia 15-20 tahun) merupakan faktor dari akar nilai kehidupan kapitalis masyarakat Korea Selatan. Yang menjadikan yang semata-mata sebanyak-sebanyaknya harta, kedudukan dan popularitas sebagai ukuran kesuksesan dan kebahagiaan.
Dalam sebuah survey yang digelar oleh Profesor Urologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Korea kepada 3.000 orang (Koreaboo, 2015). Jika diambil rata-rata lebih luas survei terungkap, orang-orang Korea pertama kali melakukan kegiatan seksual pada usia 22,8 tahun. Sehingga, terungkap bahwa usia awal 20 tahunan di Korea menjadi waktu umum kehilangan keperawanan.
Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya lemahnya tingkat perkawinan di Korea tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Namun terdapat faktor sosial berupa berkembangnya gaya hidup bebas tanpa ikatan tanggung jawab perkawinan, serta kebutuhan seksual yang mampu dibeli dengan materi oleh masyarakat Korea, yang hampir setengahnya atheis (tidak beragama). Demikianlah di tengah kemajuan ekonomi, ternyata dalam sistem Kapitalis, Korea menghadapi masalah sosial yang akut ditengah ancaman depopulasi.
==============================
Like & Share official fanspage FIMedia >>
Facebook : https://www.facebook.com/fimedia/
Weebly : http://fimedia.weebly.com/
#FIMedia
==============================
Perwakilan resmi dari Duo mengatakan bahwa peningkatan usia pernikahan ini bisa jadi disebabkan oleh meningkatnya harga-harga kebutuhan hidup yang mengharuskan para pemuda untuk bekerja lebih lama demi dapat mengumpulkan uang yang cukup untuk memulai kehidupan pernikahannya. Selain itu, tingginya angka pengangguran di Korea Selatan disinyalir merupakan salah satu penyebab. Tingkat pengangguran di kalangan pemuda saat ini berkisar 10% (9.7% pada bulan Mei 2016), angka yang tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pengangguran di kalangan usia pekerja lainnya yang hanya mencapai 3.7%. (baca : english.yonhapnews.co.kr )
Komentar :
Kehidupan yang serba cepat dan persaingan hidup yang tinggi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Korea. Sehingga mengakibatkan standar hidup yang tinggi, diiringi tingkat kepuasan yang tak ada habisnya untuk mencapai kemampanan. Hal ini menyebabkan tingginya usia pernikahan. Standar hidup mapan yang tinggi dan tingkat pengangguran muda (usia 15-20 tahun) merupakan faktor dari akar nilai kehidupan kapitalis masyarakat Korea Selatan. Yang menjadikan yang semata-mata sebanyak-sebanyaknya harta, kedudukan dan popularitas sebagai ukuran kesuksesan dan kebahagiaan.
Dalam sebuah survey yang digelar oleh Profesor Urologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Korea kepada 3.000 orang (Koreaboo, 2015). Jika diambil rata-rata lebih luas survei terungkap, orang-orang Korea pertama kali melakukan kegiatan seksual pada usia 22,8 tahun. Sehingga, terungkap bahwa usia awal 20 tahunan di Korea menjadi waktu umum kehilangan keperawanan.
Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya lemahnya tingkat perkawinan di Korea tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Namun terdapat faktor sosial berupa berkembangnya gaya hidup bebas tanpa ikatan tanggung jawab perkawinan, serta kebutuhan seksual yang mampu dibeli dengan materi oleh masyarakat Korea, yang hampir setengahnya atheis (tidak beragama). Demikianlah di tengah kemajuan ekonomi, ternyata dalam sistem Kapitalis, Korea menghadapi masalah sosial yang akut ditengah ancaman depopulasi.
==============================
Like & Share official fanspage FIMedia >>
Facebook : https://www.facebook.com/fimedia/
Weebly : http://fimedia.weebly.com/
#FIMedia
==============================