FIMedia l29/04/16l, Hah...., Akhirnya perkuliahan hari ini selesai. Meskipun kurang mengerti yang disampaikan dosen, yang penting absen telah terisi. Sebelum balik ke kost, seperti biasanya ke kantin untuk nongkrong sambil menikmati secangkir kopi dengan kawan-kawan yang lain. Dengan topik obrolan yang bermacam-macam yang tidak jauh-jauh dari pertandingan sepakbola, futsal, klub motor, sedikit-sedikit ya masalah cinta. Agenda malamnya, nongkrong sambil main gitar di kos teman. Cerita satu hari saya dapat mewakili kebiasaan di setiap hari. Suatu malam, ketika paket internet kritis saya pergi ke kantin kampus untuk mengatasinya dengan wifi kampus gratis. Ketika berhadapan dengan layar laptop, rutinitasnya yaitu googling dan facebook karena disitu banyak info yang bisa didapatkan. Status-status teman-teman yang beraneka ragam menjadi keseruan tersendiri bagi saya, mulai dari yang alay sampai yang lebay, mulai dari foto yang narsis hingga overdosis. |
Dari beranda facebook, terus tekan bawah-bawah hingga sampai ke status yang telah lampau hingga ketemu dengan status dengan tulisan yang sangat jarang saya dapatkan. Sebuah tulisan dari seorang mahasiswa lain fakultas yang menulis tentang “Waktu Lebih Tajam dari Sebuah Pedang”. Karena ada sedikit rasa penasaran maka saya coba membaca selengkapnya. Dituliskan bahwa “Waktu berputar cepat, memotong dengan tajam, membelah kehidupan berkeping-berkeping, alangkah sayangnya jika pada kepingan-kepingan tersebut tak bermakna satupun, rugi sekali hidup ini, agar tidak menjadi makhluk yang selalu merugi pada setiap potongannya, yuk mari kita memberi makna pada kepingan-kepingan tersebut.”
Tidak tahu mengapa, tulisan itu seperti menyinggung diri saya. Saya malah ingin lebih mencari tahu. Akhirnya saya benar-benar melakukan googling di Google, dengan mencari beberapa artikel tentang “Waktu Lebih Tajam dari Sebuah Pedang”. Saya pun menemukan tulisan yang sama di beberapa website, dan mencoba membukanya. Ketika saya buka, ada sebuah petikan pada bagian atas tulisan tersebut.
”Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang”. (HR. Bukhari dan Ibnu Majah)
Nikmat sehat ? Nikmat waktu luang? Saya pun bertanya pada diri sendiri..apakah mungkin saya telah menyia-nyiakan waktu sehat dan waktu luang saya? Saya rasa tidak mungkin, karena setiap hari kan saya bersenang-senang, tidak merasa galau. Artinya saya sudah memanfaatkan waktu muda saya. Tapi saat saya lanjutkan membaca, seketika tubuh ini merinding dengan munculnya sebuah ayat,
“Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.” (QS. Al-Qiyamah:14-15).
Mungkinkah cara saya memanfaatkan waktu belum benar? Apakah yang saya lakukan akan dimintai pertanggungjawaban ? Rasa ketakutan saya menjadi-jadi ketika muncul sebuah ayat yang terasa amat mengguncang!.
”Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. An-Nur:24).
Seketika saya teringat berbagai aktivitas yang saya lakukan selama ini. Terutama ketika saya mulai masuk kuliah hingga saat ini. Ternyata hampir setiap waktu saya habiskan dengan hal biasa, dengan bercanda ria, bersenang-senang bersama teman-teman yang lain. Tanpa terasa waktu terus memotong usia kita dan pada akhirnya akan habis. Dan pertanyaan yang muncul di kepala saya adalah kapan usia itu akan habis? Ternyata memang tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT.
Sepertinya sudah saatnya saya harus mengakhiri rutinitas yang sia-sia saat ini, dan menggantikannya dengan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat seperti mengkaji Islam sebagai bekal bagi saya di akhirat nanti. Menyadari masih diberikan kekuatan, sebelum tubuh ini mengalami kelemahan dan beruban.
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. Ar Ruum:54)
Ya! masih ada waktu untuk berubah sebelum ajal datang, siap tidak siap kematian akan datang, tinggal kita yang menginginkan kematian yang sepeti apa? Su’ul Khatimah (buruk) atau Husnul khatimah (baik). Semua ditangan kita. Let us make a never ending improvement for ourselves, for a better future.
Tidak tahu mengapa, tulisan itu seperti menyinggung diri saya. Saya malah ingin lebih mencari tahu. Akhirnya saya benar-benar melakukan googling di Google, dengan mencari beberapa artikel tentang “Waktu Lebih Tajam dari Sebuah Pedang”. Saya pun menemukan tulisan yang sama di beberapa website, dan mencoba membukanya. Ketika saya buka, ada sebuah petikan pada bagian atas tulisan tersebut.
”Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang”. (HR. Bukhari dan Ibnu Majah)
Nikmat sehat ? Nikmat waktu luang? Saya pun bertanya pada diri sendiri..apakah mungkin saya telah menyia-nyiakan waktu sehat dan waktu luang saya? Saya rasa tidak mungkin, karena setiap hari kan saya bersenang-senang, tidak merasa galau. Artinya saya sudah memanfaatkan waktu muda saya. Tapi saat saya lanjutkan membaca, seketika tubuh ini merinding dengan munculnya sebuah ayat,
“Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.” (QS. Al-Qiyamah:14-15).
Mungkinkah cara saya memanfaatkan waktu belum benar? Apakah yang saya lakukan akan dimintai pertanggungjawaban ? Rasa ketakutan saya menjadi-jadi ketika muncul sebuah ayat yang terasa amat mengguncang!.
”Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. An-Nur:24).
Seketika saya teringat berbagai aktivitas yang saya lakukan selama ini. Terutama ketika saya mulai masuk kuliah hingga saat ini. Ternyata hampir setiap waktu saya habiskan dengan hal biasa, dengan bercanda ria, bersenang-senang bersama teman-teman yang lain. Tanpa terasa waktu terus memotong usia kita dan pada akhirnya akan habis. Dan pertanyaan yang muncul di kepala saya adalah kapan usia itu akan habis? Ternyata memang tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT.
Sepertinya sudah saatnya saya harus mengakhiri rutinitas yang sia-sia saat ini, dan menggantikannya dengan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat seperti mengkaji Islam sebagai bekal bagi saya di akhirat nanti. Menyadari masih diberikan kekuatan, sebelum tubuh ini mengalami kelemahan dan beruban.
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. Ar Ruum:54)
Ya! masih ada waktu untuk berubah sebelum ajal datang, siap tidak siap kematian akan datang, tinggal kita yang menginginkan kematian yang sepeti apa? Su’ul Khatimah (buruk) atau Husnul khatimah (baik). Semua ditangan kita. Let us make a never ending improvement for ourselves, for a better future.